BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perencanaan
atau rencana (planning) telah dikenal oleh hampir setiap orang dalam berbagai
bidang. Dalam pembangunan dikenal istilah perencanaan pembangunan, dalam suatu
pabrik dikenal perencanaan produksi, dalam keluarga dikenal dengan keluarga
berencana (family planning), sedangkan dalam dunia pendidikan juga
dikenal istilah perencanaan pengajaran.
Pengajaran
sendiri berkaitan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa
belajar. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang yang disadari dan
direncanakan. Kegiatan pengajaran menyangkut tiga hal, yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Ibrahim dan Nana Syaodih. 2003:50). Dengan demikian,
perencanaan merupakan bagian dari kegiatan pengajaran.
Para
ahli saling mencurahkan pikiran mereka dalam mengemukakan pengertian
‘perencanaan pengajaran’. Perencanaan pengajaran di Indonesia merupakan proses
penyusunan kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam
rangka mencapai tujuan pengembangan pendidikan nasional. Definisi ini
memperlihatkan suatu tanggung jawab pendidikan yang besar sebagai bagian
internal dari pembangunan bangsa.
Pendidikan
yang merupakan bagian dari pembentukan karakter bangsa, perlu direncanakan
sedemikian rupa, sehingga dapat tercapai tujuan nasional pendidikan untuk
membentuk generasi bangsa kedepan. Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan
mengenai perencanaan pengajaran dan tujuan perencanaan pengajaran dari beberapa
ahli dari berbagai sumber.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian perencanaan ?
2.
Apa pengertian perencanaan pengajaran ?
3.
Tujuan dan pentingnya perencanaan pengajaran ?
4.
Manfaat perencanaan pengajaran ?
5.
Jenis jenis perencanaan pengajaran ?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui dan memahami pengertian perencanaan.
2.
Mengetahui dan memahami pengetian perencanaan pengajaran.
3.
Mengetahui dan memahami tujuan dan pentingnya perencanaan pengajaran.
4.
Mengetahui dan memahami jenis-jenis perencanaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perencanaan
Terdapat
berbagai definisi mengenai perencanaan, akan tetapi sampai saat ini belum ada
disiplin ilmu khusus yang membahas mengenai perencanaan. Sebelum membahas lebih
jauh mengenai perencanaan dalam dunia pendidikan, terlebih dahulu mengetahui
pendapat para ahli mengenai pengertian perencanaan. Menurut Kaufman (dalam
Harjanto, 2008:2) perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan
dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, di dalamnya mencakup
elemen-elemen:
a.
Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
b.
Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan.
c.
Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang
diprioritaskan.
d.
Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.
e.
Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang
dirasakan.
f.
Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat atau tools
untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di
dalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.
Menurut
Harjanto (2008:2) perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang
di lakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan
suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Harjanto menguraikan 6 pokok pikiran yang terkandung dalam perencanaan,
diantaranya:
1.
Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang
diinginkan.
2.
Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan
keadaan sekarang., sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3.
Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4.
Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat
beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5.
Pemilihan aternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai
efektivitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6.
Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi
pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
Cunningham
(dalam Hamzah, 2008:1) mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan
menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi untuk masa yang akan
datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan,
urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat
diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Definisi yang kedua mengemukakan bahwa
perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan
bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan
tujuan, prioritas, program dan alokasi sumber. Perencanaan ini menekankan pada
usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan
datang. Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan adalah suatu cara
untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan (dalam Hamzah, 2008:1).
Hamzah
B. Uno (2008:2) mengemukakan bahwa perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan
untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
William H. Newman (dalam Abdul Majid, 2011: 15)
mengemukakan dalam bukunya Administrative Action Teachniques of Organization
and Management: mengemukakan bahwa “ Perencanaaan adalah menentukan apa
yang dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas
dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,
penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan
berdasarkan jadwal sehari-hari. Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan
adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk
mencapai tujuan yang digariskan. Banghart dan Trull, (1973) mengemukakan bahwa
perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat
optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai
macam permasalahan. Nana Sudjana (2000:61) mengatakan bahwa perencanaan adalah
proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang.
Hal senada juga dikemukakan oleh Hadari Nawawi
(1983:16) bahwa perencanaan berarti menyusun langkah-langkaah penyelesaian
suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu.
Dengan
demikian, perencanaan merupakan sutau kegiatan yang berisi rangkaian proses
tertentu untuk mencapai tujuan dari apa yang direncanakan.
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan
mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain
pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi
peserta didik. ( Jones at.al dalam Mulyani Sumantri, 1988:95)
Abdul Majid (2011:17) menjelaskan dalam konteks pengajaran, perencanaan
dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam
suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian diatas konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat
mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi
dan problem-problem pengajaran.
b. Perencanaan pengajaran sebagai suatu system
adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur untuk menggerakkan
pembelajaran. Pengembangan system pengajaran melalui proses yang sistemik
selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada system perencanaan itu.
c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasaa memperhatikan
hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan
implementasinya terhadap strategi tersebut.
d. Perencanaan pengajaran sebagai sains
(science) adalah mengkreasi secara mendetail spesifikasi dari pengembangan,
implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas
pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi
pelajarn dwngan segala kompleksitasnya.
e. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
proses adalah pengembangan pengajaran secara sistemik yang digunakan secara
khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin
kualitas pembelajaran.
f. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan
pengajaran dari waktu ke waktu dalam suau proses yang dikerjakan perencanaan
dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan
sains dan dilaksanakan secara sistemik.
B.
Pengertian Perencanaan Pengajaran
Definisi
pengajaran atau pembelajaran menurut Degeng (dalam Hamzah, 2008:2) adalah upaya
untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang
diinginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode ini pada dasarnya
merupakan inti dari perencanaan pembelajaran atau pengajaran.
Dengan
demikian, istilah pembelajaran merupakan perencanaan atau perancangan sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa, berkaitan dengan bagaimana mengorganisasikan
pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata
interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat mencapai tujuan
pebelajaran.
Oemar
Hamalik (2008:6) menyebut pengajaran sebagai instruction yaitu a goal-directed teaching process which is more
or less pre-planned. Dimana setiap proses pengajaran diarahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ibrahim
dan Nana Syaodih (2003:51) menjelaskan bahwa pengajaran membutuhkan suatu
program pengajaran, yaitu suatu program bagaiman mengajarkan apa-apa yang sudah
dirumuskan dalam kurikulum. Perencanaan pengajaran harus sesuai dengan konsep
pendidikan dan pengajaran dalam krikulum yang digunakan, sehingga tujuan
pengajaran dapat tercapai melalui suatu perencanaan yang tepat.
Banghart
dan Albert Trull (dalam Harjanto, 2008:3) dalam rangka memahami makna
pengertian perencanaan pengajaran dapat dilihat dari karakteristik perencanaan
pengajaran dan dimensinya. Karakteristik perencanaan pengajaran diantaranya:
a.
Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan
konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang.
b.
Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi
jika informasi yang masuk mengharapkan demikian.
c.
Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas itu banyak
ragamnya, namun dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengarahan.
d.
Perencanaan pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana,
sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah penggunaan, dan
salah dalam manajemennya.
Sedangkan
dimensi perancanaan pengajaran berkaitan dengan cakupan dan sifat-sifat dari
beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran,
diantaranya:
1.
Signifikasi.
Tingkat signifikasi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang
diajukan. Dalam mencapai tujuan itu, pengambil keputusan perlu mempunyai garis
pembimbing yang jelas dan mengajukan kriteria evaluasi. Dengan demikian setiap
pengamat pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan, dan
signifikasi dapat ditentukan berdasarkan kriteria yang dibangun dalam proses
perencanaan.
2.
Feasibilitas.
Maksudnya perlu dipertimbangkan feasibilitas perencanaan pengajaran.
3.
Relevansi. Konsep
ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran memungkinkan
penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat
tercapai tujuan spesifik secara optimal.
4.
Kepastian atau definitiveness. Tidak semua hal-hal yang bersifat kebetulan dapat dimasukkan dalam
perencanaan pengajaran, namun perlu diupayakan semaksimal mungkin dalam
pertimbangan.
5.
Ketelitian atau Parsimoniusness. Perencanaan pengajaran perlu disusun dalam bentuk yang sederhana,
serta kaitan-kaitan yang terjadi antar beberapa komponen.
6.
Adaptabilitas. Perencanaan
pengajaran bersifat dinamik, sehingga perlu mencari informasi sebagai umpan
balik atau balikan. Perencanaan pengajaran yang fleksibel atau adaptabel dapat
dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7.
Waktu. Faktor-faktor
yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam
mempredikdi masa depan, juga validitas dan reliabilitas analisis yang dipakai,
serta kapan menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitan dengan masa
mendatang.
8.
Monitoring atau pemantauan. Termasuk didalamnya mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa
berbagai komponen bekerja secara efektif. Menjamin agar pelaksanaan dapat
mulus, sehingga perlu suatu prosedur pemantauan untuk menentukan
variasi-variasi dalam perencanaan.
9.
Isi perencanaan.
Berkaitan dengan hal-hal yang akan direncanakan, meliputi:
a.
Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan.
b.
Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas
belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c.
Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi,
spesialisasi, perilaku, mompetensi, maupun kepuasan mereka.
d.
Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan, pola
distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lainnya.
e.
Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan..
f.
Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan
memanajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang
direncanakan.
g.
Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.
Sedangkan
Philip Commbs (dalam Harjanto, 2008:6) berpendapat bahwa perencanaan pengajaran
adalah suatu proses penerapan yang rasional dan analisis sistematis proses
perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan
efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya.
Dengan
demikian, perencanaan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang oleh
guru dengan tujuan untuk membelajarkan siswa dan menyampaikan isi pembelajaran
melalui interaksi-interaksi tertentu kepada siswa.
C.
Tujuan dan Pentingnya Perencanaan Pengajaran
Ide perencanaan
pengajaran yang baru dikenal sekitar tahun 50-an, sekarang telah luas
memperngaruhi pemikiran tentang
pendidikan. Pendidikan berkaitan dengan anak didik, dimana anak didiklah yang
menjadi pewaris masa depan bangsa. Semua orang pasti menginginkan masa depan
yang lebih baik, sehingga pendidikanpun harus di rencanakan sebaik mungkin.
Salah satu aspek tujuan
pendidikan adalah memelihara, mempertahankan dan mengembangkan bagian dari
tujuan yang menjadi dasar integrasi dari perencanaan masyarakat dan perencanaan
pengajaran. Sehingga perencanaan pengajaran dipandang sebagai alat yang
membantu bagi para pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. (Harjanto, 2008:22)
Oemar Hamalik (2001)
mengemukakan bahwa pada garis besarnya perencanaan
pembelajaran berfungsi sebagai
berikut:
1. Memberikan guru
pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungan
dengan pembeljaran untuk mencapai tujuan itu.
2. Membantu guru
pemperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap tujuan
pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru
atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4. Membantu guru dalam
mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat siswa dan mendorong motivasi siswa.
5. Membantu guru
memelihara kegairahan mengajar dan senantias memberikan bahan-bahan yang update
pada siswa.
Berdasarkan uraian di
atas, maka tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan
pembejaran adalah sebagai pedoman
atau petunjuk guru serta mengarahkan dan membimbing kegitan guru dan
siswa dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan beberapa
kepentingan tersebut, tujuan dan manfaat pembelajaran antara lain adalah:
1. Sebagai landasan pokok
bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah
ditetapkan.
2. Memberikan gambaran
mengenai acuan kerja jangka pendek
3. Karena disusun dengan
menggunakan pendekatan sistem memberikan pengaruh terhadap pengembangan
individu siswa. ( www.sekolahdasar.net )
Perencanaan
pengajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para
pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya. Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu sasaran secara lebih
ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan
dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan sebagai unsur dan
langkah pertama dalam fungsi pengelolaan
pada umumnya menempati posisi yang amat penting dan amat menentukan.
Bagaimana
cara untuk mencapai hasil hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman
dalam setiap kali membuat perencanaan ?
Ada 7 aspek
persiapan untuk mencapai tugas yang di sebutkan tadi :
1.
Persiapan terhadap situasi
Mencakup
: tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum harus dimiliki
sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan pengetahuan saudara
dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel
faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.
2.
Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi
Maksud
; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau dengan kata
lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan
dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki dan Pr) seorang
guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada
siswa tsb.
3.
Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Yang
menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa harus
dimiliki seorang guru mencakup antara lain : Pengetahuan, kecakapan,
keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat-
alat evaluasi.
4.
Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan
Yang
dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada
siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang
harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan pengajaran perlu di
persiapkan.
5.
Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai, misal :
a.
metode ceramah
b.
metode tanya jawab atau diskusi
6.
Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga
Misal
: kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam
belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi
komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
7.
Persiapan dalam jenis teknik evaluasi
Tujuan
evaluasi : samapi sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang saudara
terapkan Ada beberapa jenis alat evaluasi disini yaitu : Bentuk test apakah
test tertulis maupun test lisan.
D.
Manfaat Perencanaan Pengajaran
Menurut
Abdul Majid (2005:22) manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar
mengajar yaitu:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan
wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik
unsur guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu
pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi
keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga dan alat-alat
kerja.
E.
Jenis-jenis Perencanaan Pengajaran
Harjanto
(2008:19) menjelaskan bahwa dalam meninjau jenis-jenis perencanaan pendidikan
dapat dikaji dari beberapa segi, antara lain :
1.
Menurut besaran atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam
:
a.
Perencanaan makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah
nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang
ingin dicapai dan cara-cara yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan makro berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.1. Apakah tujuan pendidikan nasional,
a.2. pendekatan apakah yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
tersebut,
a.3. lembaga pendidikan apakah yang digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut,
a.4. bagaimana seharusnya organisasi pendidikan diatur sehingga
menunjang tercapainya tujuan tersebut,
a.5. program, program apakah yang perlu diadakan untuk menunjang
tercapainya tujuan tersebut,
a.6. sumber-sumber apakah yang dapat dipakai untuk menunjang
program-program tersebut,
a.7. apakah kriteria keberhasilan usaha pendidikan itu.
b.
Perencanaan meso. Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan
makro, kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program-program dalam dimensi
yang lebih kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat
operasional, disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit
lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam tahap ini sama dengan
pertanyaan pada tahap makro, cuma lebih rinci dan kebebasannya dibatasi oleh
ketentuan-ketentuan yang ada pada rencana tingkat makro.
c.
Perencanaan mikro. Diartikan sebagai perencanaan tingkat
institusional, dan merupakan jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat
meso. Dalam tahap ini, karakteristik-karakteristik lembagadiperhatikan, namun
tidak boleh bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh perencanaan makro
maupun perencanaan meso.
2.
Menurut telaahnya, maka perencanaan dapat dibagi menjadi :
a.
Perencanaan strategis, yakni perencanaan yang berkaitan dengan
penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan
kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencanaan strategis cenderung
dipusatkan pada masalah-masalah yang tidak begitu terstruktur, yang melibatkan
banyak variabel, namun parameternya tidak pasti. Perencanaan jenis ini sering
juga disebut perencanaan tingkat normatif, sebab keputusan yang dibuattidak
didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan para
perencana. Biasanya perencanaan strategis dilakukan oleh pimpinan puncak sutau
organisasi.
b.
Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk
mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini sudah lebih rinci dan sudah menggunakan data-data statistik,
meskipun dalam beberapa hal masih menggunakan akal sehat.
c.
Perencanaan operasional, memusatkan perhatian pada apa yang akan
dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana manajerial.
Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi memberi petunjuk konkret
tentang pelaksanaan sutau proyek atau program, baik tentang aturan, posedur,
danketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan. Perencanaan operasional
tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individual, sebab sebagian
besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur.
3.
Ditinjau dari jangka waktu, maka perencanaan dibedakan dalam :
a. Perencanaan jangka panjang, yaitu yang mencakup kurun waktu 10
sampai dengan 25 tahun.mempunyai parameter yang lebih kabur dan makin panjang
jangka waktunya makin banyak variabelnya yang tidak pasti.
b. Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup kurun
waktu antara 4 sampai dengan 10 tahun. Merupakan penjabaran operasional dari
rencana jangka panjang.
c. Rencana jangka pendek
yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun dan
merupakan jabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang.
Ibrahim dan Nana Syaodih (2003:63) menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan progam pengajaran, agar pelaksanaan berjalan lebih lancar dan
hasilnya lebih baik.kurikulum khususnya Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
menjadi acuan utama di dalam penyusunan atau perencanaan suatu program
pengajaran, namun kondisi sekolah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan
guru merupakan hal-hal yang penting yaang perlu diperhatikan juga.
1. Kurikulum
Dalam perencanaan atau penyusunan suatu
pengajaran hal pertama yang perlu mendapat perhatian adalah kurikulum. Dalam
GBPP tercantum tujuan kurikuler, tujuan instruktusional, pokok bahasan serta
jam pelajaran untuk mengajarkan pokok bahasan tersebut. Kalu waktu yang
tersedia cukup banyak maka sub-pokok bahasan yang akan disampaikan dapat lebih
banyak, tetapi apabila waktu sedikit maka sub-pokok bahasan dibatasi. Karena
waktu pelajaran setiap minggu sama dan jumlah pertemuan dalam caturwulan dapat
diketahui atau dihitung , maka dalam merinci pokok bahasan yang memiliki
sub-pokok bahasan yang banyak perlu dikelompokan sehingga akhirnya dapat
dihasilkan satuan bahasan dalam caturwulan yang bersangkutan , yang
masing-masing akan dikembangkan dalam bentuk satuan pelajaran.
2. Kondisi Sekolah
Perencanaan pengajaran juga perlu
memperhatikan keadaan sekolah, terutama tersedianya sarana prasarana dan alat
bantu pelajaran. Sarana-saarana dan alat bantu sekolah ini menjadi pendukung
terlaksananya berbagai aktivitas belajar siswa. Guru tidak mungkin melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan bak pasir apabila disekolah tidak
tersedia bak pasir.
3. Kemampuan dan Perkembangan Siswa
Dalam penyusunan atau meerancanakan program
pengajaran komponen siswa juga perlu mendapat perhatian. Program pengajaran ,
apakah program caturwulan atau program mingguan atau harian, dapat dipandang
sebagai suatu skenario tentang apa yang harus dipelajari siswa dan bagaimana
mempelajarinya. Agar bahan dan cara belajar ini sesuaai dengan kondisi siswa,
maka penyusnan skenario/program pengajaran perlu disesuaikan dengan kemampuan
dan perkembangan siswa. Aktivitas belajar yang direncanakan guru juga perlu
memperhatikan hal itu. Secara umum siswa dalam kelas terbagi dalam tiga
kelompok yaitu kelompok pandai, sedang dan kelompok kurang. Bagian yang
terbanyak adalah sedang. Untuk mengatasi variasi kemampuan siswa, maka guru
perlu menggunakan metode atau bentuk kegiatan mengajar yang bervariasi juga.
4. Keadaan Guru
Keadaan dan kemampuan guru sesungguhnya
tidak perlu menjadi hal yang harus diperhatikan, sebab guru dituntut memiliki
kemampuan dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan
pengajaran. Kalau pada suatu saat guru memiliki kekurangan, ia dituntut untuk
segera belajar/meningkatkan dirinya. Bagi guru-guru yang pengalamannya masih
sangat sedikit, kekurangan kemampuan pada guru juga perlu diperhatikan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perencanaa
adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Sedangkan
pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar
bagi peserta didik melalui bimbingan, membantu dan mengarahkan peserta didik. Tujuan yang paling
mendasar dari sebuah perencanaan
pembejaran adalah sebagai pedoman
atau petunjuk guru serta mengarahkan dan membimbing kegitan guru dan
siswa dalam proses
pembelajaran.
B.
SARAN
Suatu proses
pengajaran atau pembelajaran harus memiliki
perencanaan terlebih dahulu sebelum diimplikasikan dan dilaksanakan.
Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Perencanaan
yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik, Oemar.
2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto. 2008.
Perencanan Pengajaran. Jakarta:
RINEKA CIPTA.
Ibrahim, &
Syaodih S, Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
RINEKA CIPTA.
Majid, Abdul. 2011.
Perencanaan Pengajaran Mengembangkan
Standar Kompetensi Guru. Bandung: REMAJA ROSDAKARYA.
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Zukhaira. Bahan Ajar Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab.
Universitas Negeri Semarang.
www.sekolahdasar.net Diakses hari Sabtu, 03 September 2016 Pukul 19.30 WIB
profile saya
Nama : Mulimmatul Fa'izah
Pendidikan : sedang menempuh pendidikan S1 PBA UNNES Semarang
SEMOGA BERMANFAAT :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar