Kamis, 29 September 2016

Makalah Perencanaan Pengajaran



BAB I
PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG
Perencanaan atau rencana (planning) telah dikenal oleh hampir setiap orang dalam berbagai bidang. Dalam pembangunan dikenal istilah perencanaan pembangunan, dalam suatu pabrik dikenal perencanaan produksi, dalam keluarga dikenal dengan keluarga berencana (family planning), sedangkan dalam dunia pendidikan juga dikenal istilah perencanaan pengajaran.
Pengajaran sendiri berkaitan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang yang disadari dan direncanakan. Kegiatan pengajaran menyangkut tiga hal, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Ibrahim dan Nana Syaodih. 2003:50). Dengan demikian, perencanaan merupakan bagian dari kegiatan pengajaran.
Para ahli saling mencurahkan pikiran mereka dalam mengemukakan pengertian ‘perencanaan pengajaran’. Perencanaan pengajaran di Indonesia merupakan proses penyusunan kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pengembangan pendidikan nasional. Definisi ini memperlihatkan suatu tanggung jawab pendidikan yang besar sebagai bagian internal dari pembangunan bangsa.
Pendidikan yang merupakan bagian dari pembentukan karakter bangsa, perlu direncanakan sedemikian rupa, sehingga dapat tercapai tujuan nasional pendidikan untuk membentuk generasi bangsa kedepan. Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan mengenai perencanaan pengajaran dan tujuan perencanaan pengajaran dari beberapa ahli dari berbagai sumber.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian perencanaan ?
2.      Apa pengertian perencanaan pengajaran ?
3.      Tujuan dan pentingnya perencanaan pengajaran ?
4.      Manfaat perencanaan pengajaran ?
5.      Jenis jenis perencanaan pengajaran ?

C.  TUJUAN
1.      Mengetahui dan memahami pengertian perencanaan.
2.      Mengetahui dan memahami pengetian perencanaan pengajaran.
3.      Mengetahui dan memahami tujuan dan pentingnya perencanaan pengajaran.
4.      Mengetahui dan memahami jenis-jenis perencanaan.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Perencanaan
Terdapat berbagai definisi mengenai perencanaan, akan tetapi sampai saat ini belum ada disiplin ilmu khusus yang membahas mengenai perencanaan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai perencanaan dalam dunia pendidikan, terlebih dahulu mengetahui pendapat para ahli mengenai pengertian perencanaan. Menurut Kaufman (dalam Harjanto, 2008:2) perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, di dalamnya mencakup elemen-elemen:
a.    Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
b.    Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan.
c.    Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan.
d.   Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.
e.    Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.
f.     Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.
Menurut Harjanto (2008:2) perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang di lakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Harjanto menguraikan 6 pokok pikiran yang terkandung dalam perencanaan, diantaranya:
1.    Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.    Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang., sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3.    Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4.    Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5.    Pemilihan aternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai efektivitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6.    Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
Cunningham (dalam Hamzah, 2008:1) mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program dan alokasi sumber. Perencanaan ini menekankan pada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang. Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan (dalam Hamzah, 2008:1).
Hamzah B. Uno (2008:2) mengemukakan bahwa perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

William H. Newman (dalam Abdul Majid, 2011: 15) mengemukakan dalam bukunya Administrative Action Teachniques of Organization and Management: mengemukakan bahwa “ Perencanaaan adalah menentukan apa yang dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari. Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Banghart dan Trull, (1973) mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan. Nana Sudjana (2000:61) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

Hal senada juga dikemukakan oleh Hadari Nawawi (1983:16) bahwa perencanaan berarti menyusun langkah-langkaah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Dengan demikian, perencanaan merupakan sutau kegiatan yang berisi rangkaian proses tertentu untuk mencapai tujuan dari apa yang direncanakan.
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. ( Jones at.al dalam Mulyani Sumantri, 1988:95) 

Abdul Majid (2011:17) menjelaskan dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian diatas konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,  yaitu:
a.       Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
b.      Perencanaan pengajaran sebagai suatu system adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan system pengajaran melalui proses yang sistemik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada system perencanaan itu.
c.       Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasaa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
d.      Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara mendetail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajarn dwngan segala kompleksitasnya.
e.       Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
f.       Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suau proses yang dikerjakan perencanaan dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistemik.

B.  Pengertian Perencanaan Pengajaran
Definisi pengajaran atau pembelajaran menurut Degeng (dalam Hamzah, 2008:2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran atau pengajaran.
Dengan demikian, istilah pembelajaran merupakan perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa, berkaitan dengan bagaimana mengorganisasikan pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat mencapai tujuan pebelajaran.
Oemar Hamalik (2008:6) menyebut pengajaran sebagai instruction yaitu  a goal-directed teaching process which is more or less pre-planned. Dimana setiap proses pengajaran diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ibrahim dan Nana Syaodih (2003:51) menjelaskan bahwa pengajaran membutuhkan suatu program pengajaran, yaitu suatu program bagaiman mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Perencanaan pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran dalam krikulum yang digunakan, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai melalui suatu perencanaan yang tepat.
Banghart dan Albert Trull (dalam Harjanto, 2008:3) dalam rangka memahami makna pengertian perencanaan pengajaran dapat dilihat dari karakteristik perencanaan pengajaran dan dimensinya. Karakteristik perencanaan pengajaran diantaranya:
a.    Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang.
b.    Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi yang masuk mengharapkan demikian.
c.    Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengarahan.
d.   Perencanaan pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah penggunaan, dan salah dalam manajemennya.
Sedangkan dimensi perancanaan pengajaran berkaitan dengan cakupan dan sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran, diantaranya:
1.    Signifikasi. Tingkat signifikasi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang diajukan. Dalam mencapai tujuan itu, pengambil keputusan perlu mempunyai garis pembimbing yang jelas dan mengajukan kriteria evaluasi. Dengan demikian setiap pengamat pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan, dan signifikasi dapat ditentukan berdasarkan kriteria yang dibangun dalam proses perencanaan.
2.    Feasibilitas. Maksudnya perlu dipertimbangkan feasibilitas perencanaan pengajaran.
3.    Relevansi. Konsep ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat tercapai tujuan spesifik secara optimal.
4.    Kepastian atau definitiveness. Tidak semua hal-hal yang bersifat kebetulan dapat dimasukkan dalam perencanaan pengajaran, namun perlu diupayakan semaksimal mungkin dalam pertimbangan.
5.    Ketelitian atau Parsimoniusness. Perencanaan pengajaran perlu disusun dalam bentuk yang sederhana, serta kaitan-kaitan yang terjadi antar beberapa komponen.
6.    Adaptabilitas. Perencanaan pengajaran bersifat dinamik, sehingga perlu mencari informasi sebagai umpan balik atau balikan. Perencanaan pengajaran yang fleksibel atau adaptabel dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7.    Waktu. Faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam mempredikdi masa depan, juga validitas dan reliabilitas analisis yang dipakai, serta kapan menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitan dengan masa mendatang.
8.    Monitoring atau pemantauan. Termasuk didalamnya mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif. Menjamin agar pelaksanaan dapat mulus, sehingga perlu suatu prosedur pemantauan untuk menentukan variasi-variasi dalam perencanaan.
9.    Isi perencanaan. Berkaitan dengan hal-hal yang akan direncanakan, meliputi:
a.       Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan.
b.      Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c.       Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, mompetensi, maupun kepuasan mereka.
d.      Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan, pola distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lainnya.
e.       Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan..
f.       Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan memanajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g.      Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.
Sedangkan Philip Commbs (dalam Harjanto, 2008:6) berpendapat bahwa perencanaan pengajaran adalah suatu proses penerapan yang rasional dan analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya.
Dengan demikian, perencanaan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang oleh guru dengan tujuan untuk membelajarkan siswa dan menyampaikan isi pembelajaran melalui interaksi-interaksi tertentu kepada siswa.

C.  Tujuan dan Pentingnya Perencanaan Pengajaran
Ide perencanaan pengajaran yang baru dikenal sekitar tahun 50-an, sekarang telah luas memperngaruhi  pemikiran tentang pendidikan. Pendidikan berkaitan dengan anak didik, dimana anak didiklah yang menjadi pewaris masa depan bangsa. Semua orang pasti menginginkan masa depan yang lebih baik, sehingga pendidikanpun harus di rencanakan sebaik mungkin.
Salah satu aspek tujuan pendidikan adalah memelihara, mempertahankan dan mengembangkan bagian dari tujuan yang menjadi dasar integrasi dari perencanaan masyarakat dan perencanaan pengajaran. Sehingga perencanaan pengajaran dipandang sebagai alat yang membantu bagi para pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. (Harjanto, 2008:22)
Oemar Hamalik (2001) mengemukakan bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut:
1.    Memberikan guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungan dengan pembeljaran untuk mencapai tujuan itu.
2.    Membantu guru pemperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap tujuan pendidikan.
3.    Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4.    Membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat siswa dan mendorong motivasi siswa.
5.    Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantias memberikan bahan-bahan yang update pada siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembejaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk guru  serta mengarahkan dan membimbing kegitan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa kepentingan tersebut, tujuan dan manfaat pembelajaran antara lain adalah:
1.    Sebagai landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
2.    Memberikan gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek
3.    Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem memberikan pengaruh terhadap pengembangan individu siswa. ( www.sekolahdasar.net )
Perencanaan pengajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan sebagai unsur dan langkah  pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati posisi yang amat penting dan amat menentukan.
Bagaimana cara untuk mencapai hasil hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan ? 
Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai tugas yang di sebutkan tadi :
1.    Persiapan terhadap situasi 
Mencakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel  faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.
2.    Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi 
Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki dan Pr) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada siswa tsb.
3.    Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa harus dimiliki seorang guru mencakup antara lain : Pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat- alat evaluasi.
4.    Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan 
Yang dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan pengajaran perlu di persiapkan. 
5.    Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai, misal :
a.    metode ceramah
b.    metode tanya jawab atau diskusi 
6.    Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga 
Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
7.    Persiapan dalam jenis teknik evaluasi 
Tujuan evaluasi : samapi sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang saudara terapkan Ada beberapa jenis alat evaluasi disini yaitu : Bentuk test apakah test tertulis maupun test lisan. 


D.  Manfaat Perencanaan Pengajaran
Menurut Abdul Majid (2005:22) manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
1.    Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2.    Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3.    Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4.    Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
5.    Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6.    Untuk menghemat waktu, tenaga dan alat-alat kerja.

E.  Jenis-jenis Perencanaan Pengajaran
Harjanto (2008:19) menjelaskan bahwa dalam meninjau jenis-jenis perencanaan pendidikan dapat dikaji dari beberapa segi, antara lain :
1.    Menurut besaran atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam :
a.    Perencanaan makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan makro berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.1. Apakah tujuan pendidikan nasional,
a.2. pendekatan apakah yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut,
a.3. lembaga pendidikan apakah yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut,
a.4. bagaimana seharusnya organisasi pendidikan diatur sehingga menunjang tercapainya tujuan tersebut,
a.5. program, program apakah yang perlu diadakan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut,
a.6. sumber-sumber apakah yang dapat dipakai untuk menunjang program-program tersebut,
a.7. apakah kriteria keberhasilan usaha pendidikan itu.
b.    Perencanaan meso. Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional, disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam tahap ini sama dengan pertanyaan pada tahap makro, cuma lebih rinci dan kebebasannya dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang ada pada rencana tingkat makro.
c.    Perencanaan mikro. Diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat meso. Dalam tahap ini, karakteristik-karakteristik lembagadiperhatikan, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh perencanaan makro maupun perencanaan meso.
2.    Menurut telaahnya, maka perencanaan dapat dibagi menjadi :
a.    Perencanaan strategis, yakni perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencanaan strategis cenderung dipusatkan pada masalah-masalah yang tidak begitu terstruktur, yang melibatkan banyak variabel, namun parameternya tidak pasti. Perencanaan jenis ini sering juga disebut perencanaan tingkat normatif, sebab keputusan yang dibuattidak didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan para perencana. Biasanya perencanaan strategis dilakukan oleh pimpinan puncak sutau organisasi.
b.    Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan ini sudah lebih rinci dan sudah menggunakan data-data statistik, meskipun dalam beberapa hal masih menggunakan akal sehat.
c.    Perencanaan operasional, memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana manajerial. Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi memberi petunjuk konkret tentang pelaksanaan sutau proyek atau program, baik tentang aturan, posedur, danketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan. Perencanaan operasional tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individual, sebab sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur.
3.    Ditinjau dari jangka waktu, maka perencanaan dibedakan dalam :
a. Perencanaan jangka panjang, yaitu yang mencakup kurun waktu 10 sampai dengan 25 tahun.mempunyai parameter yang lebih kabur dan makin panjang jangka waktunya makin banyak variabelnya yang tidak pasti.
b. Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 4 sampai dengan 10 tahun. Merupakan penjabaran operasional dari rencana jangka panjang.
c.  Rencana jangka pendek yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang.

Ibrahim dan Nana Syaodih (2003:63) menjelaskan bahwa  hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan progam pengajaran, agar pelaksanaan berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik.kurikulum khususnya Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) menjadi acuan utama di dalam penyusunan atau perencanaan suatu program pengajaran, namun kondisi sekolah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal-hal yang penting yaang perlu diperhatikan juga.
1.      Kurikulum
Dalam perencanaan atau penyusunan suatu pengajaran hal pertama yang perlu mendapat perhatian adalah kurikulum. Dalam GBPP tercantum tujuan kurikuler, tujuan instruktusional, pokok bahasan serta jam pelajaran untuk mengajarkan pokok bahasan tersebut. Kalu waktu yang tersedia cukup banyak maka sub-pokok bahasan yang akan disampaikan dapat lebih banyak, tetapi apabila waktu sedikit maka sub-pokok bahasan dibatasi. Karena waktu pelajaran setiap minggu sama dan jumlah pertemuan dalam caturwulan dapat diketahui atau dihitung , maka dalam merinci pokok bahasan yang memiliki sub-pokok bahasan yang banyak perlu dikelompokan sehingga akhirnya dapat dihasilkan satuan bahasan dalam caturwulan yang bersangkutan , yang masing-masing akan dikembangkan dalam bentuk satuan pelajaran.
2.      Kondisi Sekolah
Perencanaan pengajaran juga perlu memperhatikan keadaan sekolah, terutama tersedianya sarana prasarana dan alat bantu pelajaran. Sarana-saarana dan alat bantu sekolah ini menjadi pendukung terlaksananya berbagai aktivitas belajar siswa. Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan bak pasir apabila disekolah tidak tersedia bak pasir.
3.      Kemampuan dan Perkembangan Siswa
Dalam penyusunan atau meerancanakan program pengajaran komponen siswa juga perlu mendapat perhatian. Program pengajaran , apakah program caturwulan atau program mingguan atau harian, dapat dipandang sebagai suatu skenario tentang apa yang harus dipelajari siswa dan bagaimana mempelajarinya. Agar bahan dan cara belajar ini sesuaai dengan kondisi siswa, maka penyusnan skenario/program pengajaran perlu disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa. Aktivitas belajar yang direncanakan guru juga perlu memperhatikan hal itu. Secara umum siswa dalam kelas terbagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok pandai, sedang dan kelompok kurang. Bagian yang terbanyak adalah sedang. Untuk mengatasi variasi kemampuan siswa, maka guru perlu menggunakan metode atau bentuk kegiatan mengajar yang bervariasi juga.


4.      Keadaan Guru
Keadaan dan kemampuan guru sesungguhnya tidak perlu menjadi hal yang harus diperhatikan, sebab guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan pengajaran. Kalau pada suatu saat guru memiliki kekurangan, ia dituntut untuk segera belajar/meningkatkan dirinya. Bagi guru-guru yang pengalamannya masih sangat sedikit, kekurangan kemampuan pada guru juga perlu diperhatikan.


















BAB III
PENUTUP


A.  KESIMPULAN
Perencanaa adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan  pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik melalui bimbingan, membantu dan mengarahkan peserta didik. Tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembejaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk guru  serta mengarahkan dan membimbing kegitan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

B.  SARAN
Suatu proses pengajaran atau pembelajaran harus memiliki perencanaan terlebih dahulu sebelum diimplikasikan dan dilaksanakan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.


DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
       Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto. 2008. Perencanan Pengajaran. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Ibrahim, & Syaodih S, Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: 
       RINEKA CIPTA.
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pengajaran Mengembangkan
       Standar Kompetensi Guru. Bandung: REMAJA ROSDAKARYA.
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Zukhaira. Bahan Ajar Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab.
       Universitas Negeri Semarang.
www.sekolahdasar.net Diakses hari Sabtu, 03 September 2016 Pukul 19.30 WIB




 profile saya 

Nama : Mulimmatul Fa'izah
Pendidikan : sedang menempuh pendidikan S1 PBA UNNES Semarang 
SEMOGA BERMANFAAT :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar